PMII Purwokerto Gelar Nonton Bareng dan Diskusi Sejarah


BIDIK SEJARAH (Bedah Film dan Diskusi Sejarah)

 

Purwokerto- Dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila PC PMII Purwokerto gelar nonton bareng dan diskusi sejarah. Acara yang diselenggarakan senin (1/10) bertempat disekretariat PC PMII Purwokerto. Dihadiri puluhan kader dan tamu undangan acara yang berlangsung pukul 19.30 sampai 23.00 tersebut berlangsung cukup meriah dan menarik.

Menurut ketua panitia, Ani rofiqotun selain untuk memperingati hari kesaktian pancasila acara itu bertujuan untuk mengajak generasi muda mengkaji sejarah yang pernah terjadi di Indonesia, karena menurutnya banyak fakta sejarah yang dikaburkan oleh pemerintah kita dulu. “sebagai generasi muda yang akan meneruskan Indonesia, kita wajib mengetahui fakta sejarah yang terjadi dinegeri kita karena sejarah yang kita (generasi muda-Red)  dengar saat ini tidak jarang dipolitisir untuk mempertahankan status quo pemerintahan yang berkuasa. Maka kita dituntut untuk cerdas menganalisa dan menelaahnya, papar ani bersemangat”

Acara yang bertajuk BIDIK Sejarah “sudut pandang peristiwa 65; antara dokumen Negara dan fakta” mendatangkan tiga narasumber antara lain Sapuan MH, Ahmad Sabiq Ph.D, dan mbah Slamet. Ketiganya sepakat berpendapat bahwa tidak seutuhnya peristiwa 65 yang digambarkan pada film yang yang diproduksi oleh perusahaan film Negara benar adanya. “Film buatan PFN terlalu didramatisisr dan berlebih lebihan, penyerangan PKI pada waktu itu memang ada tapi tidak seperti yang digambarkan dalam film buatan PFN, bisa jadi tujuan pembuatan film dan instruksi untuk setiap tanggal 30 september masyarakat Indonesia diharuskan menyaksikan film itu hanya akal-akalan pemerintah orde baru untuk memupuk kebencian masyarakat terhadap kawan-kawan PKI,  Ujar sabiq.

Lebih jauh Sapuan menambahkan,”Sejarah merupakan prodak dari siapa yang memenangkan pertarungan, dalam konteks berdirinya NKRI hal serupa juga sering terjadi maka mahasiswa sebagai intelektual muda wajib mengkaji dari berbagai sumber manakala ingin mengupas sejarah agar tidak tersesat pada satu satu sudut pandang. Karena hal itu akan menjadi kontra produktif bagi mahasiswa yang kepentingannya adalah mencari ilmu.

 

Sementara mbah Slamet sebagai pelaku sejarah lebih banyak bercerita tentang kondisi yang terjadi sebenarnya pada saat itu, menurutnya perlakuan pemerintah pada waktu itu sangat tidak manusiawi. Banyak dari masyarakat Indonesia yang sebenarnya tidak bersalah dikaitkan dengan PKI dan akhirnya mendapat perlakuan yang kurang layak. “Sering saya dan teman-teman pada waktu itu ditahan tanpa tahu apa kesalahannya, dan didalam tahanan mereka memperlakukan kami bahkan lebih rendah dari hewan. Yang sangat kami sesalkan kami bahkan tidak tahu apa kesalahannya. Yang kami tahu kami dicap sebagai anggota PKI dan PKI sama dengan pemberontak.

 

Meskipun acara berlangsung sampai larut malam, pengunjung sangat antusias mengikutinya, bahkan setelah acara selesai banyak diantara pengunjung Nampak meneruskan diskusi dengan narasumber untuk mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang belum tersampaikan diforum itu. (van)

 

 

 

About PERCA ONLINE

an organization studies to make a change with movement together in purwokerto

Posted on Oktober 7, 2012, in AGENDA, BERITA and tagged , , . Bookmark the permalink. 4 Komentar.

  1. tampilin fotonya dungkz,…

  2. Ani Rofiqotun Nisam

    brani bergerak, brani beresiko

Tinggalkan komentar