Monthly Archives: Februari 2013

Indahnya Satu Kesatuan PMII


Oleh: Mukhammad Aqil Muzakki*

Simpel ajah, PMII akan terlihat solid dan bahkan menjadi solid ketika samua alumni, kepengurusan, kader, dan anggotanya saling menyadari. Sadar yang dimaksudkan disini adalah demi kepentingan dan kemajuan PMII. Tak perlu banyak pertengkaran, meski banyak perbedaan. Tak perlu ada dendam meski ada perselisihan. Tak perlu saling acuh meski suasana kian mengeruh.

Mulailah dengan membuka diri, berkaca pada organ lain. PMII memang PMII, gak bisa disamakan apalagi dibandingkan dengan organ lain. Tapi untuk menjadi organisasi hebat perlulah berkaca pada lingkungan. Bukan malah kemudian menutup diri dan menganggap sombong organisasi ini yang tak mau disamakan atau dibandingkan dengan organ lain.

Ngomong emang gampang, tapi praktiknya…??? Itulah kiranya yang sering diperbincangkan dikalangan kita, keluarga besar PMII. Nada sumbang itu pastinya hanya dikeluarkan dari orang-orang yang pesimis dan memandang rendah nilai dasar ber-PMII. JANGAN DENGARKAN perkataan seperti itu jika sahabat mendengarnya. Tapi mulailah sebarkan virus kebangkitan bersama ini. Virus yang mampu mengkokohkan gerakan persatuan.

Ketika sahabat menlantunkan “untukmu satu tanah airku, untukmu satu keyakinanku…” dalam bait-bait mars PMII, apa yang sahabat rasakan? Adakah semangat untuk melakukan itu? Atau hanya sebuah bait biasa? Kita memang dilahirkan berbeda, tetapi kita disatukan oleh ke-bhineka-an. Kenapa tidak kita terapkan dalam ruh ber-PMII?

satu barisan dan satu cita,…. satu angkatan dan satu jiwa…” Apakah itu terdengar seperti nada sumbang dari bait yang usang? TIDAK sahabat, ketika PMII ada dalam satu cita dan jiwa, maka akan menepis segala kemungkinan terburuk yang menimpa PMII.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Lihatlah para alumni disekitar kita, seberapa mereka merespon gerakan PMII disekitarnya. Adakah kebosanan mereka dalam mengayomi anak-anaknya? adakah kejenuhan mereka dalam melindungi sahabat-sahabatnya? Mensyukuri perbedaan bukan berarti saling menjatuhkan, atau bahkan saling menghancurkan. Jangan kemudian mempolitisir kader untuk kepentingan sendiri. Apakah kalian lupa ketika menjadi kader PMII?

Lihatlah para pengurus kita, seberapa mereka merespon gerakan PMII disekitarnya. Kalian sudah dibai’at untuk “ngurusi” PMII, bukan malah memanfaatkan PMII untuk ngurusi kepentingan pribadi. Tugas kalian adalah menggerakkan PMII, menjadi abdi dan melayani PMII, bukan malah sebaliknya. Selalu ingin dihormati, tapi tak memberi contoh menghormati yang lainnya. Saling dukung dalam kepengurusan adalah kunci dari soliditas dan solidaritas. Bukankah tujuan kalian sama, yakni menghidupkan organisasi? Jangan kabur sahabat,… jangan tidur. Apakah kalian lupa ketika mengucapkan sumpah janji?

Lihatlah para kader-kader kita, seberapa mereka merespon gerakan PMII disekitarnya. Ngakunya kader, tapi tak pernah melakukan gerakan. Bukankah PMII adalah organisasi “peng-kader-an”? Lantas dimana para kader kita? Apakah mereka tertidur? atau lupa bahwa mereka adalah “kader” PMII??? Kader tanpa melakukan gerakan pembangunan untuk PMII maka tak pantas disebut sebagai kader PMII. Mereka hendaknya menjaga soliditas, menjaga solidaritas, menjadi penghubung antar generasi, antar tingkatan kepengurusan,  antar anggota, alumni dan kesemuanya. Apakah kalian lupa ketika dibai’at sebagai kader PMII?

Lihatlah para anggota kita, seberapa mereka merespon gerakan PMII disekitarnya. Jika hanya ingin ngaku-ngaku anggota PMII, haram hukumnya untuk jadi anggota PMII. Kalian adalah basis masa PMII, yang harus bisa diurus oleh pengurus, dikader oleh para kader dan alumni, untuk menjadi generasi yang lebih baik dan matang. Bukan malah menjadi gerombolan penghancur organisasi, yang hanya bisa ikut nebeng nama. Kalian adalah objek kaderisasi, maka kalian berhak untuk menuntut apabila tidak diproses dalam sistem kaderisasi PMII. Tidak mendapatkan proses kaderisasi di PMII. Ikuti aturan mainnya, dan jadilah pelopor perubahan. Bukan hanya basis kuantitas, tetapi juga kualitas. Tak perlu “bergaya” menjadi kader, bila memang belum “mampu” menjadi kader. Tak perlu “bergaya” menjadi pengurus, bila tak mampu diurus. Tak perlu “bergaya” jadi alumni, bila para alumni tak kau kenali. belajarlah, berproseslah… jangan hanya diam dan pasif menanti keajaiban organisasi. Apakah kalian lupa ketika dibai’at menjadi anggota PMII?

Ketika masing-masing dari kita menyadari posisinya, maka apakah masih ada keraguan untuk melakukan persatuan? Melakukan perubahan dalam pengembangan dan penguatan organisasi? Sudahlah,… buang jauh-jauh ke-egois-an kita dalam berorganisasi. Kita tidak akan dihormati, ketika kita tidak belajar menghormati yang lain. Kita tidak akan dihargai, ketika kita tidak belajar menghargai orang lain. Kita tidak akan didukung, ketika kita tidak belajar untuk mendukung orang lain. dan kita tidak akan diakui, ketika kita tidak belajar untuk mengakui kehebatan orang lain, keunggulan orang lain, kelebihan orang lain.

Penulis hanya mampu menuliskan harapan ini, ketika semua usaha persatuan hanya berlaku untuk kalangan penulis. Ketika usaha penyadaran hanya mampu menyadarkan lingkungan PMII disekitar penulis. Bukan berarti penulis adalah orang yang paling hebat, sok perhatiankeminter, atau yang lainnya. Tapi harapan penulis adalah PMII mampu bersatu dengan tanpa menciderai hikmah perbedaan. Jika sahabat pembaca mampu melakukan hal serupa disekitarnya, maka tidak mustahil bahwa persatuan PMII akan semakin kokoh.

Penulis tidak bermaksud menceritakan atau menganggap bahwa persatuan di PMII lemah, tercerai-berai, atau sejenisnya. Saat ini, penulis masih menganggap bahwa persatuan di PMII punya ciri khas yang “tak dapat” dihancurkan “siapapun”. Namun alangkah indahnya ketika sesuatu yang sudah baik kemudian diperbaiki lagi, sehingga hasilnya akan semakin baik dan semakin lebih baik.

Jika hari ini lebih buruk hari kemarin, maka ia celaka. Jika hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia merugi. Jika hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka sesungguhnya ia adalah orang yang mau bekerja keras bukan hanya sekedar beruntung.

Masih ada banyak cara untuk memberikan sumbangsih ril terhadap organisasi dibandingkan hanya dengan mendengarkan atau mencemooh orang lain. Tidak ada kata “terlambat” jika memang ada niat untuk merubah menjadi lebih baik. Dan, melakukan hal kecil yang positif selalu lebih baik dibandingkan dengan hanya melakukan impian besar yang kosong. Mulailah dari membaca tulisan ini, yakin bahwa Tuhan selalu menyertai hamba-Nya yang mau berusaha. janganlah berbangga diri ketika kebanggan itu nantinya menjerumuskan dengan kesombongan dan keangkuhan.

PMII merupakan organisasi mahasiswa terbesar di negri ini, tapi tidak akan menjadi besar ketika kita hanya merasakan kebesarannya. Tidak pula menjadi besar ketika kita hanya mampu untuk membesar-besarkannya. Kebesaran PMII ada dalam tanggung jawab kebersamaan, bukan hanya jumlah kepengurusan ataupun keanggotaanya. Kebesaran PMII ada dalam kesadaran disetiap kebersamaannya, bukan hanya sekedar kunjungan maupun pemberitaanya. Kebesaran PMII adalah kita.

bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh

bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh

*Sekertaris Umum PC PMII Purwokerto 2012-2013